Tipe-tipe Perusahaan Rintisan
Perusahaan rintisan yang lebih dikenal dengan sebutan Startup memiliki banyak definisi dari beragam sumber. Steve Blank dan Bob Dorf (2012), dua pakar yang menjadi rujukan penting dalam pengembangan perusahaan rintisan menyatakan bahwa perusahaan rintisan bukanlah versi mini dari perusahaan besar. Perusahaan rintisan adalah organisasi yang bersifat sementara untuk mendapatkan model bisnis yang menguntungkan dalam hal skalabilitas (scalable) dan pengulangan (repeatable). Eric Eries (2011) mendefinisikan perusahaan rintisan sebagai institusi manusia yang dirancang untuk menciptakan produk atau jasa baru dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. Sedangkan Startup Commons (2018) mendefinisikan perusahaan rintisan sebagai sekelompok entreprenur berbakat yang mengembangkan inovasi baru yang dapat diidentifikasi dan diinvestasikan. Inovasi tersebut divalidasi untuk mendapatkan nilai yang diharapkan dapat tumbuh cepat dengan model bisnis yang mendapatkan skalabilitas secara maksimum. European Startup Monitor (2016) melaporkan, perusahan rintisan memiliki 3 (tiga) karakteristik. Pertama, perusahaan tersebut berusia di bawah 10 tahun. Kedua, fitur-fitur perusahaan rintisan sarat dengan teknologi dan model bisnis inovatif. Ketiga, perusahaan rintisan mengupayakan pertumbuhan karyawan dan penjualan yang signifikan.
Perusahaan rintisan tidak muncul begitu saja. Kelahiran, pertumbuhan, dan perkembangan perusahaan rintisan membutuhkan wadah yang dinamakan ekosistem. Ekosistem perusahaan rintisan dibentuk oleh orang-orang dari beragam tingkatan dan organisasi, baik berbentuk fisik maupun virtual, yang berinteraksi sebagai suatu sistem demi menciptakan perusahaan-perusahaan rintisan baru. Ekosistem perusahaan rintisan terdiri dari: ide, invensi dan riset; perusahaan rintisan di berbagai tingkatan; entreprenur; anggota tim perusahaan rintisan; angel investors; mentor perusahaan rintisan; penasihat perusahaan rintisan; pihak-pihak yang memiliki pemikiran tentang kewirausahaan; dan pihak ketiga dari berbagai organisasi yang terlibat dalam aktivitas perusahaan rintisan. Organisasi-organisasi yang terkait dengan aktivitas perusahaan rintisan adalah universitas; organisasi mentor dan penasihat; inkubator perusahaan rintisan; akselerator perusahaan rintisan; coworking space; penyedia jasa (konsultan, akuntan, hukum, dsb); event organizer; kompetisi untuk perusahaan rintisan; jaringan investor; perusahaan modal ventura; portal crowdfunding; penyedia dana lainnya (kredit, hibah, dsb); blog perusahaan rintisan dan bisnis media; serta fasilitator-fasilitator lain (Startup Commons, 2018). Penelitian daur hidup perusahaan rintisan yang dilakukan Startup Genome (Marmer dkk, 2011) menemukan beberapa tipe perusahaan rintisan di antaranya The Automizer (Tipe 1), The Social Transformer (Tipe 1N), The Integrator (Tipe 2), dan The Challenger (Tipe 3).
The Automizer atau Tipe 1 memiliki karakteristik umum seperti melakukan akuisisi pelanggan secara mandiri, fokus pada konsumen, berpusat pada produk, eksekusi berlangsung cepat, dan cenderung menyamakan proses manual. Tipe 1 mengedepankan pembangunan tim yang condong kepada teknologi. Ukuran pasar tipe ini 2 kali lebih besar dibandingkan dengan Tipe 2. Tipe ini dapat mengatasi pasar yang ada, dan membutuhkan modal yang lebih kecil dibandingkan tipe-tipe lainnya. Contoh perusahaan rintisan Tipe 1 adalah Google, Dropbox, Eventbrite, Slideshare, Mint, Pandora, Kickstarter, Hunch, Zynga, Playdom, Modcloth, Basecamp, Hipmunk, dan lainnya.
Tipe Social Transfomer (1N) memiliki karakteristik umum seperti melakukan akuisisi pelanggan secara swalayan, memiliki jumlah konsumen/pengguna memadai, pertumbuhan pengguna cepat, pemenang menguasai pasar, pengalaman pengguna yang kompleks, efek jaringan (network effect), penyederhanaan rancangan (complex user experience). Tipe 1N membutuhkan 50% waktu lebih lama untuk mencapai tahapan skalabilitas dibanding Tipe 2. Tim yang terlibat condong kepada bisnis dan kinerja yang berimbang dan tidak melulu pada teknologi. Ukuran pasar Tipe 1N dua kali lebih besar dari Tipe 2. Tipe ini lebih mampu mengatasi pasar, memiliki tim yang sejalan dengan pertumbuhan skala bisnis dan memiliki pengguna yang terus tumbuh. Akan tetapi, tipe ini membutuhkan modal lebih besar dari Tipe 1 dan Tipe 2. Contoh perusahaan rintisan tipe ini adalah eBay, OkCupid, Skype, Airbnb, Craiglist, Etsy, IMVU, Flickr, Linkedln, Yelp, Aardvark, Facebook, Twitter, Foursquare, Youtube, Dailybooth, Mechanical Turk, MyYearbook, Prosper, Paypal, Quora dan lainnya.
Tipe The Integrator (Tipe 2) memiliki karakteristik mendorong pendapatan melalui tenaga penjualan internal, memiliki kepastian tinggi, berbasis produk, mudah dimonetisasi, fokus kepada usaha kecil dan menengah, memiliki pasar yang lebih kecil, sering mendapatkan inovasi yang bersumber dari konsumen di internet dan memanfaatkannya untuk kepentingan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan Tipe 2 condong kepada bisnis. Kinerja tim pendiri pun berimbang dan tidak hanya condong kepada tim teknologi saja. Perusahaan tipe ini berpeluang mengatasi pasar dengan produk yang lebih murah dan cenderung mempertahankan tim kecil meski terus tumbuh. Perusahaan tipe ini juga mampu melakukan monetisasi dalam jumlah yang tinggi dari para pengguna. Contoh perusahaan rintisan Tipe 2 ini adalah Pbworks, Uservoice, Kissmetric, Mixpanel, Dimdim, HubSpot, Marketo, Xignite, Zendesk, GetSatisfaction, Flowtown, dan lainnya.
Tipe The Challenger (Tipe 3) memiliki ciri sebagai perusahaan penjualan dengan ketergantungan tinggi kepada konsumen, memiliki pasar yang kompleks dan kaku (rigid), sementara proses penjualan bersifat berulang. Perusahaan Tipe 3 ini membutuhkan waktu dua kali lebih lama daripada perusahaan rintisan Tipe 1N dan tiga kali lebih lama dibandingkan perusahaan Tipe 1 dan Tipe 2 untuk mencapai skalabitas. Kinerja bisnis tim pendiri lebih diperlukan daripada tim teknologi, artinya kinerja tim sifatnya berimbang. Ukuran pasar tipe ini 6-7 lebih besar dari tipe lain. Perusahan Tipe 3 memiliki kemampuan mengatasi pasar dengan produk yang lebih baik atau menguasai pasar yang baru dibuka. Perusahaan ini dapat juga melakukan pivot atau tidak melakukannya sama sekali. Perusahaan tipe ini juga mampu membangun tim besar sesuai dengan skalabilitas, membutuhkan modal yang besar dan mampu memonetisasi sebagian besar pengguna. Contoh perusahaan rintisan Tipe 3 adalah Oracle, Salesforce, MySQL, Redhat, Jive, Ariba, Redleaf, Involver, BazaarVoice, Atlassian, BuddyMedia, Palantir, Netsuite, Workday, Apptio, Zuora, Cloudera, Splunk, Successfactor, Yammer, Postini, dan lainnya.
*Diringkas dari perbincangan tentang Perusahaan Rintisan, dalam buku Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan, karya M Rahmat Yananda dan Ummi Salamah
Comments
Post a Comment