KEWIRAUSAHAAN ERA KNOWLEDGE BASED ECONONOMY (KBE)
Era Knowledge Based Economy (KBE) memunculkan entreprenurnya sendiri. Entreprenur tersebut umumnya memanfaatkan peluang teknologi, sebagai salah satu keluaran penting pengetahuan. Mereka adalah para entreprenur yang memaksimalkan potensi teknologi, dan mereka tidak harus seorang inventor. George Eastman (pendiri Kodak) adalah entreprenur 1.0 dan Steve Jobs (pendiri Apple) adalah generasi entreprenur 2.0. George Eastman bukanlah pencipta kamera dan Steve Jobs bukanlah pencipta komputer pribadi. Mereka adalah para entreprenur berciri KBE dan mendapatkan momentumnya di era entreprenur 2.0.
Kini kita sedang berada di era entreprenur teknologi. Duening dkk (2015) menceritakan tentang entreprenur teknologi secara umum di bagian Technology Entrepreneurship Today: Trends, Opportunities, Challenges dari buku berjudul Technology Entrepreneurship: Taking Innovation to the Marketplace. Mereka menyampaikan, penelitian terkini dan penting terkait entreprenur teknologi adalah apa yang disebut sebagai "keahlian kewirausahaan" (entrepreneurial expertise), yang mengungkapkan bahwa entreprenur teknologi yang sukses cenderung untuk memulai usaha baru hanya setelah melakukan persiapan menyeluruh dari sumber daya yang dapat mereka akses dan di mana mereka memiliki kendali. Mereka memulai pencarian untuk meluncurkan usaha baru dari kekuatan sumber daya yang dimiliki: siapa mereka, apa yang mereka ketahui, siapa yang mereka kenal, dan sumber daya apa yang mereka kontrol. Suatu proses yang disebut sebagai efektuasi.
Efektuasi memiliki seperangkat komponen operasional dan makna yang kuat seperti perbedaan antara "logika kausal" (memilih di antara beberapa cara yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan) dan "logika yang efektif" (membayangkan tujuan baru yang mungkin menggunakan seperangkat sarana tertentu). Para entreprenur tersebut sadar bahwa membawa produk baru ke pasar dan membangun usaha yang sukses, penuh dengan ketidakpastian. Entreprenur menciptakan nilai bagi pelanggan sasaran sesuai sumber daya yang tersedia. Mereka menciptakan nilai yang berbeda secara radikal dari cara manajer korporasi. Mereka menyadari mungkin saja pelanggan bereaksi tidak seperti yang diharapkan dan tidak terduga terhadap produk yang mereka bawa ke pasar. Karenanya, mereka melakukan pendekatan pasar dengan pikiran terbuka, kesediaan untuk mendengarkan, dan kemampuan untuk beralih ke model bisnis atau penawaran baru sebagaimana respons pasar.
Mereka membangun usaha rintisan. Seperti yang dikatakan Steve Blank, Startup (usaha rintisan) bukanlah versi mini dari perusahaan besar. Startup berbeda dengan bisnis yang mapan dalam beberapa hal penting. Misalnya, usaha rintisan tidak memiliki pelanggan. Jadi, Startup tidak bisa begitu saja menjalankan model bisnis yang tersedia jika belum menemukan pelanggan. Ini berbeda dengan pemahaman umum bahwa kewirausahaan adalah tentang eksekusi. Sasaran Startup seringkali berbeda dari bisnis yang mapan. Misalnya, tujuan segera Startup adalah menjadi kredibel, menunjukkan bukti permintaan pelanggan, atau kelangsungan pasar, yang bertentangan dengan capaian penjualan dan pendapatan pada bisnis mapan. Fokus dari entreprenur Startup adalah menjalankan eksperimen dengan produk, fitur, dan pelanggan untuk menemukan bisnis yang dapat diskalakan dan model berulang. Mereka menjalankan eksperimen untuk mengekspos produk ke pasar, mendapatkan umpan balik, dan memperbaiki penawaran dari umpan balik itu sampai produk layak untuk dibeli pelanggan. Mereka membawa produk minimal yang layak atau minimum viable product (MVP) dilengkapi fitur-fitur yang diperlukan agar produk sampai ke tangan pengguna awal dan manfaatnya memadai di masa depan. Versi MVP yang berurutan diperkenalkan ke pasar untuk menguji hipotesis fundamental bisnis sebagai bagian dari proses iteratif dari pengembangan produk.
Para entreprenur teknologi menjadi aktor disrupsi inovasi di mana trend teknologi internet transformatif menguat di bidang sebagai berikut:
1. Data Besar (Big Data): Perusahaan mendapatkan keuntungan dari kumpulan data yang dimiliki, dan pergudangan yang memungkinkan perusahaan melacak pembelian pelanggan, kebiasaan, serta melakukan penyesuaian dengan cepat jika perlu.
2. The Quantified Self: Fungsi dari banyak faktor konvergen seperti generasi Baby Boom yang ingin mempertahankan masa muda dan vitalitas di tahun-tahun senior mereka; miniaturisasi sensor dan kemampuan mereka untuk melekat pada tubuh danperlengkapan olahraga; kehadiran ponsel pintar dan aplikasi yang dapat berkomunikasi dengan sensor tertanam.
3. Perdagangan Kolaboratif: Pemanfaatan internet dan jejaring sosial dan berbagi informasi pribadi yang sekarang telah berkembang luas.
4. Kesadaran Konteks: Biaya yang terus menurun dari sensor dan mikrochip yang melekat pada objek, orang, hewan peliharaan, dan sebagainya, telah membuka dunia baru yang disebut "kesadaran konteks" untuk mempertahankan konektivitasnya.
5. Komputasi Awan: Komputasi awan yang menyebabkan peningkatan jangkauan pita lebar, penyimpanan, dan kecepatan jaringan. Perusahaan dan konsumen sama-sama merasa nyaman dengan penyimpanan informasi penting, gambar, dan konten digital lainnya di cloud.
6. Internet of Things: Kategori yang muncul dibangun dengan basis teknologi yang tercantum di atas, dan tidak selalu berpusat pada manusia, tapi penggunaan sensor secara luas. Peralatan dapat berinteraksi antara sama lainnya.
Dalam beberapa dekade mendatang, kemajuan teknologi digital berimplikasi kepada masyarakat luas, yang meliputi:
• Bitcoin dan munculnya mata uang digital baru.
• Rekam medis elektronik dan munculnya perubahan besar dalam layanan kesehatan.
• Keamanan dunia maya (cybersecurity) dan kebutuhan untuk memastikan integritas data dan transaksi.
• Terobosan teknologi Nano di bidang kedokteran dan bidang lainnya.
• Informatika kesehatan dan kemampuan menganalisis data kesehatan dalam jumlah besar.
• Penelitian penuaan yang menunjukkan masa hidup yang lebih panjang.
• Robotika dan meningkatnya peran robot di tempat kerja dan rumah
• Kemajuan ilmu otak yang akan mengubah perawatan kesehatan mental
Entreprenur teknologi akan terus mendorong dan mendisrupsi ekonomi global. Peran inovasi dalam kewirausahaan teknologi penting bagi transformasi ide-ide baru, penemuan, dan proses yang menjadi nilai untuk pasar. Inovatorlah yang mengambil ide dan menemukan cara untuk mengkreasi nilai dengan ide melalui produk atau layanan. Entreprenur adalah orang yang tahu bagaimana membawa inovasi ke pasar. Inovator tanpa wirausahawan memiliki nilai, tetapi tidak memiliki keterampilan untuk melayani pasar dan membangun usaha. Mengikuti pendapat Peter Drucker dan Joseph Schumpeter mungkin sekali entreprenur adalah inovator bahkan juga seorang pelopor dari kedua sisi tersebut.
*Diikhtisarkan dari buku Normal Baru: Bisnis, Inovasi, dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (2021), yang ditulis oleh M Rahmat Yananda, Salman Subakat, dan Ivan Ahda.
Comments
Post a Comment