Konsep General Purpose Technology (GPT) dalam Revolusi Digital

Kemunculan Silicon Valley, Zhongguancun dan Bangalore sebagai ekosistem kewirausahaan rintisan tak lepas dari peran masing-masing sebagai ekosistem inovasi. Inovasi muncul sebagai akibat dari aktivitas invensi, manufaktur, pemanfaatan teknologi, dan pasar. Silicon Valley melakukan beragam aktivitas yang mendukung tahapan inovasi. Salah satunya membangun industri. Zhongguancun lebih menekankan pada tahapan aktivitas inovasi demi mendukung industri, pemanfaatan dan pasar baru dari teknologi yang tersedia. Industri melahirkan keuntungan yang memberikan kesempatan untuk melakukan rintisan inovasi teknologi. Dalam kasus perangkat lunak di India, Bangalore menjadi basis industri yang memaksimalkan manufaktur dan layanan teknologi dengan mengundang perusahaan-perusahaan besar mengembangkan produk dan manufaktur dengan menyediakan tenaga kerja terampil berbiaya murah. Ketiga ekosistem tersebut menjadi penggerak ekonomi di negara masing-masing, dengan teknologi yang sudah lama menjadi paradigma dalam perkembangan ekonomi. 




Meminjam istilah “paradigma” dan “trajektori” dari Thomas Kuhn dalam menerangkan revolusi ilmu pengetahuan, Dosi (1982) menjelaskan paradigma dan trajektori teknologi. Paradigma teknologi adalah model atau pola solusi dari sejumlah masalah teknologi tertentu berdasarkan prinsip tertentu dan berasal dari sains dan materi teknologi tertentu. Trajektori teknologi adalah pola dari aktivitas penyelesaian masalah “normal” berdasarkan paradigma teknologi. Mengembangkan konsep paradigma teknologi, Perez (2010) menjelaskan tentang revolusi teknologi dan paradigma tekno-ekonomi. Menurutnya revolusi teknologi memiliki 2 fitur dasar. Pertama, interkoneksi dan interdependensi yang kuat dari sistem yang berpartisipasi dalam teknologi dan pasar. Kedua, teknologi memiliki kapasitas untuk mengubah secara mendalam sebagian struktur ekonomi dan masyarakat. Keduanya dimungkinkan berkat paradigma tekno-ekonomi atau techno-economic paradigm (TEP) yang merupakan model praktik terbaik (best practices) pemanfaatan teknologi baru di dalam dan melampaui industri baru.

Jika secara umum techno-economic paradigm (TEP) menjelaskan pengaruh teknologi dalam revolusi industri yang berdampak luas secara ekonomi dan sosial, GPT (General Purpose Technology) secara lebih khusus menjelaskan perkembangan dari perspektif teknologi yang berciri pervasiveness, improvement, dan innovation spawning. Pervasiveness menjelaskan penyebaran teknologi pada sektor-sektor lain. Improvement menjelaskan teknologi yang secara berkelanjutan mengalami peningkatan. Sementara innovation spawning menjelaskan bagaimana teknologi itu memudahkan penemuan dan produksi atau proses baru (Bresnahan dan Tratjenberg, 1996 dalam Jovanovic dan Rousseau, 2005). 

Konsep general purpose technology (GPT) dapat menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan inovasi sejumlah aplikasi teknologi seperti mesin uap, motor elektrik, dan komputer (Bresnahan, 2010; Bresnahan dan Trajtenberg, 1995). GPT juga menjelaskan penyebaran teknologi tertentu yang memiliki potensi melekat untuk meningkatan dan melengkapi inovasi, dalam meningkatkan skala pengembalian (return to scale). GPT lebih menyoroti peran teknologi untuk membuka peluang ketimbang menyelesaikan atau menjadi solusi final. Misalnya pemanfaatan motor elektrik di sektor manufaktur,  mampu meningkatkan produktivitas. Meski tidak mengurangi biaya untuk energi, langkah ini merupakan terobosan dalam memanfaatkan energi. Contoh lain adalah pemanfaatan teknologi mikro-elektronik yang memanfaatkan gelombang energi dari balutan silikon ke dalam sirkuit terintegrasi (integrated circuit) . Pendeknya, GPT menjadi “pelengkap inovatif” yang meningkatkan produktivitas R&D di sektor hilir (Bresnahan dan Trajtenberg, 1995). 

GPT adalah sebuah gagasan radikal pemanfaatan teknologi pada industri yang berdampak secara ekonomi. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) banyak digunakan di sektor ekonomi dan berdampak tidak hanya pada kapasitas komputasi sebagaimana diprediksi oleh Moore’s Law, tetapi juga memunculkan gelombang perubahan teknologi baru, mulai dari perkembangan semikonduktor hingga internet. ICT sebagai GPT berdampak kepada 3 hal yaitu: (1) ICT sebagai produk, di mana produsen menghasilkan barang-barang ICT dan  menciptakan nilai tambah atau kontribusi ke dalam GDP; (2) ICT sebagai input modal, produk ICT seperti komputer dan teknologi informasi menjadi input bagi industri lain; (3) ICT sebagai input modal khusus, yang mana kontribusi langsung ICT terhadap pertumbuhan menghasilkan manfaat yang melebihi pengembalian langsung ke modal (Guerrieri & Padoan, 2007: 6-7). 

Lipsey dkk (2005) meringkas, memperdalam, dan membedakan peran GPT dengan teknologi mengingat GPT tidak lahir dalam bentuk final. GPT berbeda dengan teknologi lain karena beberapa hal, yaitu: (1) memiliki ruang lingkup untuk peningkatan, (2) memiliki rentang dan variasi kegunaan, dan (3) dapat menyebar. GPT mencakup teknologi yang dapat digunakan dalam beragam bentuk, melalui berbagai proses dan evolusi, di mana teknologi berkembang sejalan dengan penurunan biaya, peningkatan nilai melalui beragam teknologi pendukung, serta pelebaran rentang dan kegunaan. Misalnya, teknologi produk meningkat pada mobil, yang berarti daya tahan mobil sebagai produk meningkat, komputer menjadi bagian dari kelengkapan mobil dan organisasi produksi juga ikut membaik sehingga mobil dapat diproduksi secara massal. 

Rentang teknologi sejalan dengan proporsi ekonomi dari pemanfaatan teknologi. Artinya satu proses yang diterapkan dalam satu industri dapat diterapkan pada industri lainnya. Hal inilah yang terjadi pada proses produksi massal industri otomotif yang menyebar ke industri lainnya. Sedangkan variasi penggunaan adalah kegunaan yang berbeda dengan menggunakan teknologi yang sama. Misalnya, teknologi mesin uap yang digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti memompa air keluar dari tambang, menstabilkan arus air yang melalui lorong kanal dan roda air, mendorong pemanasan udara ke dapur tinggi (blast furnace), memberikan energi untuk pabrik, menjalankan jalur kereta api, kapal uap, mobil, dan traktor uap (Lipsey dkk., 2005). Poin ini berbeda dengan teknologi yang digunakan secara luas seperti bola lampu listrik yang meski digunakan di banyak tempat, namun hanya berfungsi memproduksi cahaya. 

General Purpose Technology  menjadi penting karena rangkaian kompleksitas teknologi yang saling terhubung memiliki dampak besar, melampaui tujuan awal yang melahirkan teknologi ini. GPT mempengaruhi teknologi yang sudah ada, menciptakan peluang, dan kadang juga menciptakan kebutuhan. Teknologi yang masuk kategori ini juga mengundang peluang investasi karena menguntungkan, karena menghasilkan produk, proses dan organisasi baru yang membuka peluang invensi dan inovasi. Peluang ini tentu menguntungkan bagi investasi dan membuka peluang lain sehingga menciptakan reaksi berantai yang dapat berlangsung dalam rentang dekade dan bahkan abad (Lipsey dkk., 2005).

Dapat disimpulkan bahwa GPT adalah teknologi generik yang dapat dikenali perkembangannya sejak awal kelahiran, perkembangan ruang lingkupnya, hingga digunakan secara luas dalam berbagai bentuk dan situasi, dan memiliki sebaran yang luas (Lipsey dkk., 2005). Revolusi ICT layaknya seperti  teknologi GPT yang mampu melakukan transformasi. komputer bermula dari sesuatu yang masih mentah, memiliki tujuan spesifik, dan membutuhkan beberapa dekade untuk mengalami peningkatan dan penyebaran ke berbagai sektor ekonomi. Perubahan terkait produk, proses dan organisasi terjadi akibat revolusi ICT, sehingga ekonomi baru berkembang sebelum abad ke-20 berakhir. Perubahan yang didorong ICT telah terjadi sejak tahun 1970.


*Diikhtisarkan dari perbincangan tentang Paradigma dan Trajectory  Teknologi  dalam buku Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan (2020), karya M Rahmat Yananda & Ummi Salamah. Pembaca yang berminat untuk membaca buku tersebut, dapat melakukan pemesanan di sini:  https://tokopedia.link/lW52tQJgLcb





Comments

Popular Posts